Beranda | Artikel
Apakah Thawaf Disambung Dengan Sai?
Jumat, 1 Januari 2010

Tanya:

Bismillah, ustadz. Apakah dalam tata cara haji tammatu setelah melaksanakan thawaf wada langsung disambung dengan sa’i? Dikarenakan ada KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) di kota saya yang melaksanakan seperti itu. Apakah ada dalilnya? Jazakallah khairan.

(Endang)

Jawab:
Sa’i hanya ada 2 macam: Sa’i haji dan sa’i umrah, dan tidak ada yang ketiga.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ).البقرة:158)

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai di antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (Qs. 2: 158)

Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin:

لا يجوز التطوع بالسعي ، لأن السعي إنما يُشرع في النُّسك ، الحج والعمرة

“Tidak boleh mengamalkan amalan sa’i yang tathawwu’ (bersifat dianjurkan), karena sa’i hanya disyari’atkan ketika haji dan umrah.” (Fatawa Arkanil Islam hal:540-541).

Dan orang yang berhaji tamattu’ maka dia melakukan kedua jenis sa’i ini.

Dalilnya hadist Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary di dalam shahihnya secara mu’allaq majzum bihi:

عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه سئل عن متعة الحج، فقال: أهل المهاجرون والأنصار وأزواج النبي صلى الله عليه وسلم في حجة الوداع وأهللنا، فلما قدمنا مكة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اجعلوا إهلالكم بالحج عمرة إلا من قلد الهدي، فطفنا بالبيت وبالصفا والمروة، وأتينا النساء ولبسنا الثياب وقال: من قلد الهدي، فإنه لا يحل حتى يبلغ الهدى محله، ثم أُمرنا عشية التروية أن نهل بالحج، فإذا فرغنا من المناسك جئنا فطفنا بالبيت وبالصفا والمروة

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya beliau ditanya tentang haji tamattu’, maka beliau berkata: Orang-orang Muhajirin dan Anshar serta para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berniat haji pada waktu haji wada’, demikian pula kami. Ketika sampai Mekah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jadikanlah niat haji kalian niat umrah, kecuali orang yang membawa sembelihan. Maka kami thawaf di ka’bah dan sai di shafa dan marwah kemudian mendatangi istri kami dan memakai pakaian. Kemudian beliau berkata: Barangsiapa yang membawa sembelihan maka tidak boleh tahallul sampai waktu penyembelihan (yaitu tanggal 1o dzulhijjah). Kemudian kami pada hari tarwiyyah (tanggal 8 dzulhijjah) kami diperintah untuk niat haji, dan ketika kami sudah menyelesaikan manasik, kamipun thawaf di ka’bah dan sa’i di shafa dan marwah.”

Adapun sa’i khusus setelah thawaf wada’ maka ini tidak ada dalilnya.

Berkata Syeikh Abdul Aziz bin Baz:

فإن كان في خارج مكة كأهل جدة وأهل الطائف والمدينة وأشباههم فليس له النفير حتى يودع البيت بطواف سبعة أشواط حول الكعبة فقط ليس فيه سعي ؛ لأن الوداع ليس فيه سعي بل طواف فقط

“Apabila dia berasal dari luar Mekah, seperti penduduk Jeddah, Thaif, Madinah dan yang semisalnya maka mereka tidak boleh pergi kecuali setelah thawaf wada’ 7 kali putaran, tanpa sa’i, karena thawaf wada’ tidak ada sa’i, akan tetapi hanya thawaf saja.” (Majmu’ Fatawa Syeikh Abdul Aziz bin Baz 17/398).

Kecuali kalau mereka mengakhirkan thawaf ifadhah sampai mau pulang dan menggabungkannya dengan thawaf wada’ kemudian melakukan sa’i haji setelahnya maka tidak mengapa, dan tidak harus thawaf wada’ kembali.

Berkata Lajnah Daimah:

إذا لم يطف الحاج طواف الإفاضة إلا عند انصرافه من مكة ، واكتفى به عن طواف الوداع كفاه حتى لو وقع بعده سعي، كما لو كان متمتعا، وإن طاف طوافا ثانيا للوداع فذلك خير وأفضل.

“Apabila orang yang berhaji belum thawaf ifadhah kecuali ketika mau meninggalkan Mekah, dan mencukupkan dengannya tanpa thawaf wada’ maka itu sudah cukup meskipun setelah itu melakukan sa’I (haji), seperti orang yang tamattu’. Namun apabila dia thawaf wada’ setelah itu maka itu lebih baik dan lebih utama.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 11/300-301)

Wallahu a’lam.

Ustadz Abdullah Roy, Lc.

Sumber: tanyajawabagamaislam.blogspot.com

🔍 Al Quran Terdiri Dari Berapa Ayat, Istri Selingkuh Apa Yang Harus Dilakukan, Doa Istikhara, Anting Cowok, Doa Menyiram Air Di Atas Kubur, Arti Mimpi Melihat Ular Menurut Islam

 

Flashdisk Video Cara Shalat dan Bacaan Shalat

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/758-apakah-thawaf-disambung-dengan-sai.html